Minggu, 08 Juni 2014

Viva Papat Wolu : Not A Bad Try, Awi.

Sebenarnya sih gua senang banget kalau JKT48 dibikinin sebuah film. Ya tapi sutradaranya juga harus "berkelas", mungkin yang sekelasnya Riri Riza atau malah Joko Anwar. Namun bukan gua bilang Awi Suryadi jelek. Dia cukup bikin gua terkesan saat nonton Street Society, dimana dia cukup berhasil buat sebuah film balapan dengan mobil eksotik, yang cukup jarang di Indonesia.



Namun setelah baca komentar dari beberapa fans, rasanya saya agak mengurangi ekspektasi untuk film ini. Entah kenapa rasanya kurang greget kalau dibandingkan film Indonesia lainnya, bahkan dibandingkan film dengan bintang utama grup vokal-dance lainnya seperti CherryBelle atau CJR.

Cerita film Viva JKT48 ini sebenarnya simpel. Ada 8 orang anggota JKT48 yang tiba-tiba menghilang karena dibawa oleh kelompok yang ingin mengambil alih teater mereka. Bahkan demi pengambil alihan teater tersebut, kelompok ini, yang dipimpin Miss Kejora (diperankan oleh Ayu Dewi, yang sukses bikin penonton kesel karena sifatnya yang annoying banget), mencoba mengambil tanda tangan ke 8 anggota tersebut untuk kemudian dijadikan tanda tangan untuk membuat surat pengunduran diri, seakan-akan mereka sendirilah yang menandatangani surat tersebut.

Ke 8 anggota tersebut (Melody,Nabilah,Ayana,Haruka,Shania,Yupi,Naomi dan Rona) dibawa ke sebuah kebun binatang dan mereka ditelantarkan di sana. Lalu kemudian setelah berhasil kembali ke teater mereka, mereka terkejut karena teater mereka telah diambilalih oleh BKT48, dimana anggotanya sendiri diperankan juga oleh ke 8 tokoh utama tersebut dan 1 orang lainnya, yaitu Vega, anak dari Miss Kejora.

Setelah terkejut dengan pengambilalihan itu, mereka secara kebetulan bertemu dengan 3 orang fans fanatik yang ternyata ingin membantu mereka untuk mengambil teater mereka kembali.

Terasa standar? Mungkin.

Untunglah ada beberapa sajian humor seperti lawakan yang cukup membuat para penonton tertawa dari para comic seperti Babe Cabiita (Pemenang SUCI 3 dan host dari SUCI 4 yang saat artikel ni ditulis sedang tayang), Soleh Solihun, Mongol, dan juga Bang Tigor dari Suami-Suami Takut Istri yang menjadi salah satu satpam teater.

Dan juga bloopers yang dipasang di akhir film yang benar-benar bikin urat tawa lepas, seperti Haruka yang kepentok pintu atau Melody yang jatuh saat adegan lari menuju teater, (dan badai, karena kemunculan Ve di blooper reel tersebut).

Gua pikir ini belum cukup. Kenapa? Rasanya film ini kurang banget. Banyak banget yang "kosong" di film ini. Seperti kurangnya porsi adegan para anggota BKT48, mungkin bisa diperlihatkan soal kegiatan mereka di belakang panggung, walaupun sedikit (kecuali si Vega),dan kurangnya rasa "epic" saat mendekati klimaks dan saat klimaks film. Dan Awi juga harusnya bisa membuat film ini dapat diterima oleh non-fans, agar penonton dari film ini tidak terlalu sedikit.

Dan itu gagal. Seenggaknya gua bisa nonton sampai selesai karena porsi anggota favorit gua cukup besar di film ini.

Mending gua nonton Azrax lagi untuk me-refresh pikiran. Still the best of Indonesian vividsm. Kalau film yang saya sebut ini saya beri rating mungkin bisa UP TO ELEVEN dari skala 10 saking epicnya.

Rating : 20 of 48. 15 kalau nonton sendiri.
NB : Kenapa ada adegan salah fokus? Rasanya aneh gitu. Dan lebih baik film ini ditonton bareng. Kalau sepi rasanya ada banyak yang hilang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar